Social Icons

Pages

Senin, 19 April 2010

Belajar bersyukur

Salah satu hal yang sedang kupelajari dalam hidup saat ini adalah belajar untuk bersyukur. Aku sering berfikir bahwa bersyukur adalah hal yang mudah. Tapi aku kemudian menyadari kesalahan besar: ternyata aku bukan orang yang pandai bersyukur!

Apakah aku jarang mengucapkan syukur, puji Tuhan, alhamdulillah, terima kasih? Tentu saja aku sering mengucapkannya. Tapi kalau mau jujur, lubuk hatiku belum benar-benar mampu dan lapang untuk bersyukur dan memuji-Nya. Ucapan syukur itu ternyata masih berupa sebuah formalitas, seringkali tanpa isi dan ruh…

Ah, aku tersadar bahwa aku sebenarnya tidak pandai bersyukur…!

Aku sebetulnya faham, syukur adalah sebuah sikap hati yang muncul ketika kita merasakan adanya kebaikan yang sampai pada diri kita. Jika kita tidak benar-benar menyadari bahwa kebaikan itu datang, sangat sulit buat kita untuk mengucapkan syukur secara tulus.

Repotnya, sampai saat ini aku masih sering gagal untuk mentransendensikan segala kebaikan yang kuterima. Seringkali aku tidak merasa bahwa kenikmatan yang aku rasakan adalah sebuah karunia, sebuah kebaikan. Aku menerimanya begitu saja, taken for granted.

Sering aku merasa bahwa aku memang berhak untuk semua kebaikan hidup yang sedang kurasakan. Aku pun sering merasa bahwa apa yang kucapai selama ini adalah karena potensi dan kerja kerasku sendiri. Dan jika pun ada peran serta orang lain, aku sering menganggap bahwa semua itu disebabkan orang lain, bukan Dia.

Bahkan aku sering kecewa karena kebaikan yang kuterima masih belum seperti yang kuinginkan. Bukannya berterima kasih, aku sering justru mengeluh dan menuntut lebih.

Ah, ternyata aku tidak pandai bersyukur…!

***

Tadi pagi aku belajar untuk bersyukur dengan mencoba menyatakan kebaikan-kebaikan yang kuterima dari Tuhan. Ya Allah, terima kasih untuk a, terima kasih untuk b, terima kasih untuk c, dan seterusnya. Aku berusaha untuk melakukan semua itu secara spontan tanpa harus memikirkan tentang a, b, atau c-nya. Buatku, spontanitas adalah salah satu pertanda bahwa sesuatu itu sudah menyatu dengan diriku.

Dan aku bersedih, karena ternyata tidak banyak ucapan terima kasih yang dapat kuucapkan secara spontan untuk kebaikan-kebaikan yang telah diberikan-Nya dalam hidupku.

Aku mengira bahwa syukur dan terima kasih kepada Tuhan itu mudah dilakukan dan berjalan secara otomatis.

Ternyata aku salah besar…! Ternyata aku harus belajar…!

Tuhan, ajarilah aku untuk bersyukur kepadamu …

0 komentar:

Posting Komentar